Doc. Pribadi |
Setiap kali duduk bersantai sambil menyeruput teh hangat, saya sering merenung tentang betapa berharganya momen-momen kebersamaan dengan orang-orang terdekat. Baru-baru ini, saya merasakan kebahagiaan yang luar biasa ketika bisa bertemu dan mengobrol dengan teman lama yang sudah lama tidak berjumpa.
Bertemu Teman Lama: Seperti Menyusuri Jalan Kenangan
Menginjak usia 50 tahun memang sering disebut sebagai masa-masa keemasan hidup. Di usia ini, kita telah melalui berbagai fase kehidupan, mulai dari masa muda yang penuh semangat dan haru biru hingga menjalani peran sebagai ibu atau ayah, bahkan kakek atau nenek. Bertemu dengan teman lama, seperti yang baru saja saya alami, bagaikan menelusuri jalan kenangan yang penuh warna.
Hari ini saya bertemu kembali dengan seorang teman ngeblog lama, Fadlun. Kami terakhir bertemu sekitar 5 tahunan yang lalu, ketika dalam event Blogger.
Ruang Ngumpet menjadi destinasi untuk janjian. Kami mengobrol panjang lebar, dari topik nostalgia masa ngeblog, hingga berbagi cerita tentang keluarga dan karier. Rasanya, percakapan itu seperti memutar kembali waktu.
Doc. Pribadi |
Kebetulan Fadlun baru saja pulang dari perjalanannya keliling dunia selama sebulan terkait profesinya sebagai jasa travel dan umroh. Dan dari postingan Facebook-nya saya tahu dia sedang di Uzbekistan, persis di kota anak saya tinggal. Terbersitlah ide supaya dia dan anak gadis saya yang sedang menempuh S2 di negara tersebut untuk bertemu.
Pucuk dicinta ulam tiba. Mereka segera bertemu dan menghabiskan waktu berwisata di kota Samarkand dan Bukhara selama beberapa hari.
"Mbak, gimana sih caranya ngajarin anak-anakmu?" Tanya Fadlun mengingat-ingat kesannya selama dijamu anak gadis selama di negara bekas jajahan Rusia tersebut.
Saya malah tergelak dan balik mengagumi staminanya yang tidak ada capeknya mengingat satu bulan keliling 4 negara bukanlah hal biasa bagi saya.
Manfaat Mengobrol bagi Kesehatan
Ternyata, momen sederhana seperti mengobrol dengan teman lama ini tidak hanya memberikan kebahagiaan emosional, tetapi juga memiliki manfaat besar bagi kesehatan keseluruhan. Yup mengobrol adalah bentuk interaksi sosial yang memiliki dampak positif pada kesejahteraan mental dan fisik.
1. Mengurangi Stres dan Kecemasan: Dalam percakapan dengan Fadlun, saya merasakan beban pikiran yang selama ini menumpuk perlahan terangkat. Rasa cemas dan stres yang sering kali muncul akibat beban pekerjaan yang menggelayuti kepala seakan hilang ketika kami tertawa bersama mengenang masa lalu.
2. Meningkatkan Fungsi Otak: Mengobrol ternyata juga bisa merangsang otak. Mengingat dan berbagi cerita serta mendengarkan pengalaman orang lain membantu otak tetap aktif dan tajam.
3. Memperkuat Sistem Imun: Percakapan yang hangat dan penuh tawa ternyata dapat memperkuat sistem imun kita. Kebahagiaan dan tawa dapat merangsang produksi hormon endorfin yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan.
4. Memperpanjang Usia: Studi menunjukkan bahwa orang yang memiliki hubungan sosial yang kuat cenderung memiliki usia yang lebih panjang. Interaksi sosial yang positif dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan meningkatkan kualitas hidup. Aamiin.
Menghidupkan Kembali Persahabatan Lama
Pertemuan dengan teman lama seperti Fadlun memberikan saya pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga hubungan sosial. Tidak ada kata terlambat untuk menghidupkan kembali persahabatan yang sudah lama terputus. Sederhana saja, mulailah dengan mengirim pesan atau menelepon teman lama. Siapa tahu, momen itu bisa menjadi awal dari percakapan yang penuh makna dan membawa kebahagiaan.
Di usia 50 tahun, kebahagiaan sejati sering kali ditemukan dalam hal-hal yang sederhana, seperti mengobrol dengan teman lama. Mari kita terus merajut tali persahabatan dan saling mendukung, karena di balik setiap percakapan, ada manfaat besar bagi kesehatan jiwa dan raga kita.
Beda banget memang rasanya ya Mba, ketika berkesempatan untuk mengobrol dengan teman lama, apalagi kalau sudah lama sekali nggak berjumpa. Ada energi semangat yang jadi terisi penuh. Aih, baca tulisan Mba ini, aku jadi mendadak rindu dengan beberapa teman lamaku yang sudah cukup lama nggak bertemu dan hanya bertukar kado saja sesekali.
BalasHapusmasyaaallah mba, you are so lucky still having that one friend that is closed to you even though not seeing each other frequently but still can manage to meet and talk about old times together
BalasHapusSaya malah kayaknya udah lama banget gak ketemu Mak Fadlun. Pasti masih rame ya sosoknya kalau lagi bercerita hehehehe. Sehat-sehat selalu untuk mbak Woro dan Fadlun ya.
BalasHapusBener banget Mba. Menjaga kesehatan mental salah satunya dengan silaturahmi. Saling berbagi cerita, ketawa-ketawa, makan bareng, jalan-jalan bareng beuuhh bikin bahagia dan meningkatkan imun. Sehat-sehat yaa Mbaa :)
BalasHapusWaw... luar biasa, aku merasa lebih terbakar semangatnya ketika tahu kak usianya udah 50 tahun dan masih ngeblog, keren sih.. ya, poin-poin yg kak sampaikan itu betul, kita sebagai makhluk sosial sangat butuh berinteraksi, terlebih dengan teman-teman lama. Terima kasih sudah berbagi, tetap semangat ya kak
BalasHapus..
Akutu berasa banget juga sii.. kalau abis santai bareng sahabat tuh rasanya energinya sampe rumah bisa full lagi. Rasanya sperti re-charge energi banget. Apalagi kalau ngobrolnya dapat insight positif seperti bersama kak Fadlun. Barakallaahu fiikunna.
BalasHapusSilaturahmi memang harus tetap terjaga, mesti sudah lama tidak bertemu, entah karena jarak atau kesibukan masing-masing.
BalasHapusSaya juga sering menyempatkan diri untuk bertemu beberapa teman lama, sekedar untuk ketemuan dan berbincang atau menjalin relasi. Karena bagaimanapun juga, kita tidak bisa hidup tanpa orang lain kan.
ketemu teman yang cocok dan nyambung pas diajak ngobrol itu memang seru ya mbak. apalagi kalau lama nggak ketemu pastinya bisa ngobrol panjang lebar banget tuh
BalasHapus