Sumber : Netflix |
Depresi merupakan penyakit mental yang sangat serius dan mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Tak heran drama Korea Daily Dose of Sunshine mengambil kisah haru biru di balik bangsal psikiatri Rumah Sakit. Banyak yang menjadi ke-trigger setelah menontonnya.
Dalam setiap episode drama Korea Daily Doze of Sunshine, melalui sosok nurse Jung Da Eun penonton diajak melihat satu per satu permasalahan penyakit mental. Seperti gangguan bipolar, kesulitan tidur akibat tekanan pekerjaan, kecemasan akut, delusi paranoid dan masih banyak lagi.
Seperti di episode satu dikisahkan tentang pasien perempuan muda dengan gangguan bipolar disorder. Ibunya menyediakan segala cara, memberikan tuntutan kebahagiaan tanpa melihat apakah putrinya menyukai atau tidak.
Di episode lain dikisahkan tentang pemuda yang berambisi menjadi PNS. Tujuh kali mencoba test tapi nasib baik tetap belum berpihak. Membuatnya masuk rumah sakit jiwa.
Inilah part yang amat menyedihkan. Ketika dinyatakan sembuh tapi si pasien memilih cara lain. Kembali ke rumah sakit dan memutuskan bunuh diri. Aakkk ðŸ˜
Sumber : Twitter K- Drama Menfess |
Penyebab Depresi
Bicara soal depresi sayangnya penyebab penyakit mental ini sampai sekarang sulit ditentukan. Karena ada lebih dari satu faktor berkontribusi terhadap timbulnya depresi. Sehingga hampir tidak mungkin mengatakan secara pasti apa yang menyebabkan depresi pada seseorang.
Depresi tidak seperti flu, yang penyebabnya adalah virus tertentu. Ada banyak faktor yang tampaknya berkontribusi terhadap gejala depresi.
Diketahui orang memiliki kecenderungan genetik terhadap depresi, namun hal ini tidak serta merta berarti seseorang akan mengalami depresi. Faktor lain juga ikut berperan, seperti genetika, trauma, dan situasi emosional.
Empat Jenis Depresi
Ada banyak jenis depresi dan berikut 4 jenis depresi yang perlu kita ketahui berdasarkan drama Korea Daily Dose of Sunshine dan bagaimana membedakannya :
1. Depresi yang disebabkan oleh faktor genetik
Beberapa bahan kimia di otak mengatur suasana hati dan emosi. Dikenal sebagai neurotransmiter, bahan kimia ini termasuk serotonin, dopamin, dan norepinefrin. Bahan kimia inilah yang mengatur suasana hati sehingga seseorang merasa bahagia, sedih, ketakutan dan lain sebagainya.
Jika didasarkan pada faktor biologis atau genetik, gejala depresi adalah akibat dari berkurangnya tingkat neurotransmiter. Seseorang yang secara genetik rentan terhadap depresi mungkin mengalami penurunan yang cepat ketika sesuatu memicu suasana hati yang buruk. Ketika tingkat neurotransmitter turun, perilaku dan pola pikir terpengaruh.
Hal ini juga bisa terjadi sebaliknya. Artinya, perilaku depresi dan pikiran negatif dapat menurunkan kadar neurotransmiter. Dengan cara ini, depresi dapat mengubah kimia otak dan menjadi kondisi biologis seiring berjalannya waktu jika tidak ditangani.
Ketika depresi terjadi dengan cara ini, setidaknya pengobatan jangka pendek sering kali merupakan satu-satunya cara untuk mengobatinya. Namun, terkadang gejala depresi dapat dikenali dan diobati secara alami sebelum menjadi parah.
2. Depresi perkembangan
Beberapa kasus depresi dipicu oleh pengalaman awal yang traumatis, seperti dianiaya, ditinggalkan, atau diabaikan di masa kanak-kanak. Teori di balik depresi perkembangan adalah bahwa hal ini disebabkan oleh pola asuh yang tidak aman yang tidak memungkinkan seseorang tumbuh menjadi orang dewasa yang bahagia dan percaya diri.
Akibat dari trauma masa kecil ini bisa berupa rasa sedih dan kehilangan di masa dewasa. Orang dengan depresi perkembangan mungkin merasa tidak aman dan merasa tidak berharga. Mereka mungkin juga mengalami kesulitan mencapai apa yang ingin mereka capai dalam hidup atau bahkan dalam menetapkan tujuan.
3. Depresi situasional
Situasi seperti kematian orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, atau penyakit yang mengancam jiwa juga dapat menyebabkan atau berkontribusi terhadap depresi. Meskipun setiap orang merasa sedih ketika hal buruk terjadi, depresi situasional dapat menjadi depresi klinis yang parah dalam kasus tertentu.
Misalkan seseorang secara biologis rentan terhadap depresi atau tidak memiliki dukungan atau keterampilan mengatasi masalah yang memadai. Dalam hal ini, mereka mungkin tidak dapat pulih dari situasi stres dan malah mengalami depresi klinis.
4. Depresi berat
Istilah ini digunakan untuk menggambarkan kasus depresi yang parah dan melemahkan seperti trauma dan kehilangan. Depresi berat atau gangguan depresi berat secara signifikan memengaruhi kemampuan seseorang untuk berfungsi, dan hal ini hampir selalu memerlukan intervensi medis profesional.
Penyebab sebenarnya dari depresi mungkin tidak selalu terlihat jelas sampai depresi tersebut diobati. Seringkali, pengobatan depresi yang berhasil untuk satu orang mungkin tidak berhasil untuk orang lain dan itu karena setiap kasus depresi memiliki penyebab yang unik.
Jika pengobatannya berhasil, depresi memiliki komponen biologis. Jika konseling berhasil, mungkin ada penyebab perilaku atau masalah pola pikir. Jika perubahan pola makan membantu, beberapa aspek depresi mungkin disebabkan oleh kekurangan nutrisi. Jika menemukan pekerjaan yang lebih baik setelah dipecat dapat mengubah depresi, kemungkinan besar penyebab depresi tersebut bersifat situasional.
Pada akhirnya, mengetahui penyebab depresi mungkin tidak sepenting mengetahui cara mengobatinya.
Nah jika teman-teman merasakan sedikitnya satu gejala depresi jangan ragu untuk mencari orang yang dipercaya dan ceritalah. Jangan takut meminta support dari orang-orang di sekeliling utarakan bahwa kamu sedang tidak baik-baik saja. Semangat.
Komentar
Posting Komentar