Jujur kalau waktu bisa diputar kembali saya ingin ibu saya sehat. Masih jelas teringat waktu saya dikabari ibu masuk RS. Vonisnya stroke. Runtuh hati saya karena sejak itu tangan kanan ibu lumpuh dan ibu tidak bisa berbicara normal lagi. So, waspadalah terhadap serangan stroke. Manfaatkan satu menit berharga segera ke RS. Ingat yaaa....
Yes, sampai saat ini stroke masih menjadi penyakit yang mengancam kehidupan. Peluangnya 50% meninggal : 50% lumpuh. Tidak ada yang bisa hidup normal setelah terkena stroke. Tidak percaya? Cek Data Sample Registration System (SIRS) Indonesia tahun 2018. Disebutkan dalam data tersebut bahwa kematian akibat penyakit stroke menempati peringkat pertama yaitu sebesar 18,5%.
Yang perlu di-bold, menurut data World Stroke Organization (WSO) 2022 menunjukkan 12,2 juta orang diperkirakan akan terkena stroke dan 6,5 juta diantaranya diperkirakan akan meninggal dunia. Dari angkat ini didapatkan 1 dari 4 orang yang terkena stroke berusia 25 tahun atau lebih. Ngeri!!!
Dalam rangka peringatan hari Stroke Sedunia yang jatuh setiap 28 Oktober, Kemenkes menggelar Temu Blogger di Ballroom 1 JS Luwansa Hotel, Kuningan Jakarta Selatan pada Jumat 21 Oktober 2022 lalu. Hadir Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang mengisahkan kalau ibunya juga terkena stroke. Beliau menganjurkan para Blogger yang hadir untuk melakukan pencegahan sejak dini supaya tidak terkena stroke.
"Kalau belum melakukan pemeriksaan segera lakukan! Mulai tahun depan deteksi dini akan ditanggung BPJS. Ingat, pencegahan stroke yang paling baik adalah dengan tidak terkena stroke," kata Budi Gunadi Sadikin.
Tentang Stroke
Stroke merupakan bagian dari penyakit kardioserebrovaskular yang digolongkan ke dalam penyakit katastropik. Dampak yang ditimbulkan sangat luas baik ekonomi maupun sosial.
Yuk kita perhatikan, ada kah teman-teman yang punya kenalan terkena stroke di usia produktif seperti kita? Kalau si pencari nafkah tak mampu lagi menafkahi keluarganya karena cacat akibat stroke bisa kita bayangkan bagaimana menurunnya kualitas hidup penderita dan keluarganya. Biaya berobat yang tinggi dan tak berkesudahan membuat makanan bergizi hampir tak bisa dipenuhi. Syukur-syukur anak-anaknya bisa terus melanjutkan pendidikan namun dari segi prestasi akademik jadi tidak masuk dalam prioritas. Akhirnya, kualitas SDM yang unggul pun tidak terpenuhi.
Di sisi lain, beban negara untuk pembiayaan pengobatan stroke tertinggi dibandingkan penyakit lain. Menurut BPJS Kesehatan tahun 2021 stroke menghabiskan biaya pelayanan kesehatan sebesar Rp 1,91 Triliun.
Mengingat datangnya serangan stroke yang tiba-tiba dan dampaknya yang luas maka setiap tanggal 29 Oktober menjadi sebuat momentum peringatan Hari Stroke Sedunia.
Tahun ini secara global Hari Stroke Sedunia mengusung tema "The Power of Saving #Precioustime". Sementara itu tema nasional mengusung "Setiap Menit Berharga, SeGeRa ke RS". Ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang gejala stroke dan pentingnya bertindak CEPAT serta bagaimana tindakan tersebut dapat meningkatkan kualitas hidup penyandang stroke. Karena, saat seseorang terkena stroke maka setiap detik yang berlalu menjadi sangat berharga.
Hmm, jadi ingat ibu saya waktu terkena serangan stroke. Persis sebagaimana disampaikan dr. Mursyid Bustami, Sp.S(K), KIC, M.ARS (Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional atau RS PON) yang juga hadir dalam Temu Bloggers bahwa gejala awal stroke dikenal dengan "SeGeRaKeRS" yaitu :
Se - Senyum tidak simetris,
Ge - Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba,
Ra - BicaRa pelo,
Ke - Kebas atau baal separuh tubuh,
R - Rabun atau pandangan mata kabur tiba-tiba,
S - Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba.
Teman-teman, sejatinya stroke dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risikonya yaitu tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, diet tidak sehat, merokok dan kurang aktivitas fisik. Bagi yang memiliki riwayat keluarga dengan stroke risikonya makin tinggi.
Komentar
Posting Komentar