Kartini Milenial Go Ekspor |
Potensi UMKM sangat besar terhadap peningkatan ekonomi negara. Tidak heran Presiden Joko Widodo berharap pertumbuhan UMKM terus meningkat dari 14,4% menjadi 21,6% pada tahun 2024. UMKM tersebar dari perkotaan hingga pelosok desa. Dengan jumlah lapangan pekerjaan yang ada nyatanya UMKM punya andil besar dalam penyerapan tenaga kerja.
Itulah makanya saya begitu peduli dengan kehadiran UMKM. Pernah merintis usaha craft dan merasakan betul manisnya punya penghasilan meskipun dari rumah adalah sebuah prestasi untuk ukuran saya.
Pernah ikut bazar Crafter di Museum Nasional |
Yup, kalau teman-teman membaca tulisan saya sebelumnya tentu ingat bagaimana kreasi flanel saya laris manis. Hanya bermodalkan 50 ribu rupiah pada tahun 2009 lalu saya memulai usaha rumahan dengan membeli sejumlah bahan baku seperti kain flanel aneka warna, dakron dan selusin benang jahit aneka warna.
Sebagian kreasi flanel buatan saya
Kreatifitas sangat dibutuhkan dalam usaha flannel ini. Saya membuat aneka cake imitasi dengan taburan topping irisan buah-buahan dan astor dari toples plastik. Teman-teman crafter pun berlomba-lomba membuat produk sejenis.
Tidak kurang akal saya kemudian menawarkan aneka topping buah-buahan kepada teman-teman crafter untuk memangkas waktu produksi mereka. Jadi tinggal menghias saja sesuai kreasi mereka. Saya menjualnya dengan sistem lusinan atau grosiran. Dengan demikian saya punya dua target konsumen ; sesama crafter dan konsumen pengguna. Laku lho, hehehe....
Well, saya akhirnya memutuskan berhenti dari usaha rumahan karena beberapa alasan. Begitulah kehidupan, tidak selamanya ada di atas roda. Pun sejak pandemi melanda seluruh dunia pun ikut terdampak. Banyak usaha yang gulung tikar, namun tidak sedikit yang tetap survive. Ini tentu menjadi tantangan tersendiri apalagi untuk UMKM pemula.
Beberapa tantangan yang dihadapi pelaku UMKM
Genio, perwakilan BNI Xpora Jakarta |
Dalam acara Blogerpreneur Meet Up Series : Kartini Milenial Go Ekspor yang dihelat pada 19 April 2022 lalu mimpi presiden Joko Widodomenargetkan pertumbuhan UMKM bisa tumbuh hingga 21,4% di tahun 2024 dan Indonesia memiliki 500 ribu UMKM yang siap go ekspor menurut Genio dari perwakilan Xpora BNI Jakarta, bukanlah hal mustahil.
"Melihat potensi UMKM yang sangat besar maka untuk menjadi eksportir bukanlah hal yang sulit. Pilihannya bisa menjadi direct eksportir ataupun indirect eksportir. Karena kini ekspor tidak hanya menjadi ladang ekspansi bisnis perusahaan besar tapi juga bisa ditembus UMKM," ungkap Genio.
Dalam pemaparannya Genio mengajak para Blogger yang hadir di Rumah BNI Gallery UMKM Gedung SMESCO Jakarta membayangkan kalau UMKM adalah sebuah ekosistem. Di dalamnya ada supplay chain yang saling bergantung dimana ada kebutuhan perusahaan besar dan suplainya didukung perusahaan-perusahaan kecil di bawahnya. Dengan demikian bila untuk urusan bahan bakunya bisa ditanggulangi sendiri maka tidak perlu diekspor lagi.
Sayangnya ada beberapa tantangan yang dihadapi pelaku UMKM saat ini :
✅ daya saing produk,
✅ prosedur ekspor impor,
✅ solusi pembiayaan dan transaksi,
✅ akses ke pasar global,
✅ kemampuan digital.
Menjawab tantangan yang dihadapi pelaku UMKM maka solusinya adalah BNI Xpora. BNI Xpora merupakan one stop shopping solution persembahan BNI bagi pelaku usaha UMKM yang ingin mengembangkan usahanya agar naik kelas melalui Go Productive, Go Digital, Go Global.
Go Productive, Go Digital, Go Global melalui BNI Xpora
Yes, kehadiran BNI Xpora menjadi sebuah solusi bagi pelaku UMKM. Sebagai solusi digital portal ini ditujukan kepada pelaku UMKM yang ingin produknya bisa merambah pangsa internasional.
Menurutnya daya saing produk UMKM Indonesia sebenarnya tidak kalah dengan luar negeri tapi apakah secara kualitas produk bisa tetap sama?
Tak hanya itu, masih banyak pelaku UMKM yang belum berani bermimpi bisa go ekspor karena minimnya pengetahuan soal perizinan ekspor. Misalnya usaha produk makanan. Apa saja, sih, perizinan yang diperlukan selain ijin BPOM?
Lantas bagaimana pembayarannya dari sang klien apakah melalui LC, Remittance, transfer dari bank langsung atau melalui fintech?
Terus kira-kira bagaimana menyikapi keraguan terhadap calon klien dari luar negeri yang belum dikenal. Jangan-jangan sudah dikirim tapi barangnya tidak dibayar?
Menjawab berbagai tantangan tersebut BNI Xpora mendampingi sepenuhnya pelaku UMKM untuk bisa go global. Terlebih sebagai BUMN, BNI telah memiliki KCL (Kantor Cabang Luar Negeri) terbanyak dibandingkan bank lain.
Setiap bulannya Xpora menggelar business matching. Menariknya, jika berlanjut ke proses dealing dengan buyer maka pelaku UMKM yang tidak memahami bahasa asing akan didampingi translater.
Sampai saat ini Xpora telah banyak berhasil melakukan business matching dengan buyer asing. Sebut saja label Salam Rancage milik Aling Nur Naluri Widianti dan Saung Batik WDrupadi milik Wisni Indarto menjalin kerjasama dengan buyer dari luar negeri yang tepat dan terpercaya. Wah keren ya?
BNI Xpora menawarkan 3 solusi yaitu Go Productive, Go Digital dan Go Global dengan memberikan pendampingan sepenuhnya sampai bisa go ekspor oleh pelaku UMKM dari berbagai tingkatan, bahkan untuk calon pelaku UMKM sekalipun. Xpora akan memberi rekomendasi pengembangan bisnis dan solusi digital sampai permodalan yang tepat sesuai kebutuhan. Istilahnya palugada. Apa yang lu perlu gue ada 👍😅
Oleh karena itu BNI lah satu-satunya BUMN yang diminta kementerian terkait untuk mendorong transaksi internasional dan pelaku UMKM untuk bisa go ekspor. Caranya, BNI menyasar nasabah terbaik dan menggandeng pihak swasta, e-comerce, diaspora dan lainnya.
Sinergi BNI dan SMESHub Ajak UMKM Go Ekspor
Ki - ka : Lutpi Ginanjar dan Genio |
Genio kemudian mengumpamakan peran serta setiap elemen di dalam sebuah konser musik. Untuk menciptakan harmonisasi nada yang indah diperlukan kerjasama setiap elemen dan kekompakan.
Sebab itu Xpora bersinergi dengan SMESHub mengingat saat ini kondisi UMKM di Indonesia sebagian besar masih jalan sendiri-sendiri. Genio berharap kehadiran SMESHub sebagai instrumen supplay chain bisnis membangun ekosistem yang memungkinkan UMKM mampu berkolaborasi dalam pasar global yang kian terbuka.
FYI, SMESHub atau Small Enterprise Hub merupakan super aplikasi digital yang dikhususkan memenuhi kebutuhan pelaku UMKM Indonesia. Yang bikin bangga, SMESHub terbukti ada di TOP 30 Platform Digital ASEAN pada 2020 lalu.
Lutpi Ginanjar selaku CEO SMESHub Indonesia optimis kepercayaan diri dan kapabilitas pelaku UMKM Indonesia semakin bertumbuh dan bisa bersaing di pasar internasional. Di tengah persaingan pasar global ia mengungkapkan pentingnya pelaku UMKM familiar dengan serba serbi aktivitas digital.
Menurutnya, dari riset yang dilakukan tim SMESHub ditemukan 8 the next big things 2022. Lihat gambar di bawah :
Sumber foto : Youtube Rumah BUMN BNI |
Siapa sangka ya, tiktok dan youtube short akan booming tahun ini? Disadari atau tidak penggunaan hastag atau tagar pun bisa menjadi sebuah cara marketing yang umum digunakan. Makanya branding itu diperlukan sekali. Bahkan politisi sekalipun menggunakan media sosial sebagai branding dirinya.
So, para pelaku UMKM mau tidak mau harus menggunakan strategi kekinian dalam pemasaran produknya. Karena konsumen jaman now polanya consuming - sharing - shaping. Setelah mengkonsumsi, konsumen lalu sharing di media sosialnya dan shaping atau menggiring opini agar orang tertarik ikut membeli atau tidak.
Untuk itu diperlukan ekosistem yang saling terkoneksi. Namun diakuinya sumber daya manusia saat ini belum baik. SMESHub hadir menjadi bagian dari orkestra bisnis dan menjadi payung yang mewadahi pelaku UMKM bersinergi dengan pemerintah, institusi pendidikan, lembaga keuangan, swasta dan media.
Berbagai kegiatan digelar SMESHub baik secara online maupun offline |
Lebih lanjut Lutpi menganalogikan kalau orang sakit bisa tanya ke ahli misalnya Halodoc, kalau UMKM sakit bisa tanya ke SMESHub. Dimentori oleh publik figur seperti Ryan D'Massiv SMESHub memberikan edukasi, konsultasi, kurasi, inkubasi hingga transaksi ekspor di pasar global dimana kegiatannya dilakukan secara offline maupun online.
Hidup yang tidak dipertaruhkan, tidak akan dimenangkan ~ Lutpi Ginanjar
Komentar
Posting Komentar