...Selamat jalan kekasih
Kaulah cinta dalam hidupku
Aku kehilanganmu
Untuk selama-lamanya
Kaulah cinta dalam hidupku
Aku kehilanganmu
Untuk selama-lamanya
Cukup sekali
Kau lukai hati ini
Tak ingin terulang kembali
Kau tinggalkanku sendiri
Kau lukai hati ini
Tak ingin terulang kembali
Kau tinggalkanku sendiri
Selamat jalan kekasih
Kaulah cinta dalam hidupku
Aku kehilanganmu
Untuk selama-lamanya
Kaulah cinta dalam hidupku
Aku kehilanganmu
Untuk selama-lamanya
Aku cinta padamu
Aku masih menyayangimu
Walau hanya di hati saja
Untuk selama-lamanya...
Aku masih menyayangimu
Walau hanya di hati saja
Untuk selama-lamanya...
__
Entah mau sampai kapan saya bosan mendengar Lagu ini dan lagu Mendarah Nadin Amizah. Bahkan hingga detik inipun air mata masih terus menetes bila perasaan rumit yang saya alami datang lagi datang lagi.
Ya, perasaan rumit itu adalah campuran antara rasa kehilangan, sedih, kesepian, rela, ikhlas, kangen yang ga bisa lagi diungkapkan.
Bukan ga ikhlas, demi Allah. Tapi memang betul, kehilangan orang yang dicintai rasanya ga pernah ada kata siap.
Ya meskipun saya sudah dewasa, sudah di atas kepala 40 dan Pengalaman hidup saya beraneka. Tapi pengalaman kehilangan ibu hanyalah sekali. Wajar kan bila kesedihan ini begitu mendalam? Dan saya baru sadar, kehilangan yang paling berat adalah kenyataan bahwa mungkin saya terlambat membahagiakannya. ðŸ˜
Innalillahi wainailaihi rojiun...
Tepat 5 Syawal, Rabu 28 Mei 2020 pukul 00.20 ibu menghembuskan napas terakhirnya di usia 85 tahun. Selamat jalan ibu sayang. Selamat ketemu lagi dengan bapak, semoga kita semua dipertemukan nanti di jannah-Nya, aamiin...
Alhamdulillah masih diberi kesempatan merawat ibu di akhir hayatnya ya Mbak. Semoga bertemu kembali dengan ibu suatu hari nanti di jannahNya
BalasHapus