Kalau dipikir-pikir yang namanya makanan sebenarnya bukan urusan selera atau rasa, tapi lebih ke urusan manfaatnya. Jadi perkara masuknya mau lewat mulut ataupun lewat selang sonde ya intinya tuh sama aja ; gimana caranya agar gizi seseorang terpenuhi.
Gizi menjadi hal yang sangat penting dalam membangun kesehatan tubuh. Itulah sebabnya kita dianjurkan untuk makan makanan dengan gizi seimbang agar zat-zat penting yang diperlukan tubuh akan terpenuhi. Karena bila tubuh mulai kekurangan asupan gizi akibatnya akan berdampak pada fungsi organ.
Contohnya aja lansia. Orang yang sudah berusia lanjut biasanya memiliki beragam keluhan. Misalnya faktor gigi geligi yang sudah mulai ompong sehingga mempengaruhi proses mengunyah dan menelan makanan. Pada lansia juga ditemukan adanya penurunan daya cium dan daya kecap sehingga makanan yang enak tetap ga membuatnya berselera makan. Ini bahaya. Kalau dibiarkan lama-lama bisa malnutrisi.
Seperti yang ibu saya alami. Sepulang dari rumah sakit setelah dirawat karena gejala DBD kemarin, ibu saya dipasang selang sonde. Dasar ibu saya ga bisa diam, beberapa hari di rumah selang sondenya dicabut sendiri. Duuh, ngebayangin waktu dipasang selang sondenya lagi saya jadi ngilu banget. Kasihan, melihat saluran kerongkongannya disodok-sodok selang NGT supaya bisa sampai ke lambung.
Akhirnya ada usul gimana kalau memberi makan lewat oral aja? Dicoba sedikit-sedikit yang penting ibu bisa menelan. Kalau ibu ga bisa menelan takutnya nanti makanan yang masuk jadi salah masuk ke saluran pernapasan. Ini bahaya. Aliran udara yang menuju paru-paru jadi terhambat, sehingga aliran darah yang menuju otak dan organ tubuh lainnya jadi terputus.
Tapi perhitungan kami salah. Biar diusahakan gimanapun ibu tetap susah menelan. Susu yang dituangkan sedikit-sedikit ke dalam mulutnya malah tergenang yang akhirnya mlebeber keluar. Seandainya ada yang masuk pun lama banget. Acara minum susu hanya 50 ml aja jadi tiga jam sendiri.
Oh, ini mah ga worth it! Lama-lama ibu bisa malnutrisi kalau diteruskan memberi makan via oral. Padahal ibu lagi dalam kondisi recovery. Butuh asupan gizi yang tinggi supaya lekas sehat.
Akhirnya dengan bantuan saya suster Eka memasangkan selang sonde lagi ke dalam lambung ibu. Alhamdulillah ibu juga ga terlalu berontak, jadi ga perlu waktu lama memasangnya. Terakhir, supaya ga bergeser-geser atau pindah posisi, selang sonde direkatkan ke kulit di pangkal hidung ibu dan di pipinya dengan plester pelekat.
Btw, selang sonde ada dua jenis yang dibedakan dari bahan pembuatannya. Ada yang seminggu sekali harus diganti, ada yang dari bahan silicone dengan masa pakai sampai sebulan. Kalau ga diganti gimana? Hmmm, emangnya tega memberi makanan dari selang putih bersih yang lama kelamaan jadi kotor? Meksipun sudah dibilas dengan air hangat setiap habis memberi makanan cair tapi noda sisa makanan yang menempel di selang tetap ada, gaes!
Gizi menjadi hal yang sangat penting dalam membangun kesehatan tubuh. Itulah sebabnya kita dianjurkan untuk makan makanan dengan gizi seimbang agar zat-zat penting yang diperlukan tubuh akan terpenuhi. Karena bila tubuh mulai kekurangan asupan gizi akibatnya akan berdampak pada fungsi organ.
Contohnya aja lansia. Orang yang sudah berusia lanjut biasanya memiliki beragam keluhan. Misalnya faktor gigi geligi yang sudah mulai ompong sehingga mempengaruhi proses mengunyah dan menelan makanan. Pada lansia juga ditemukan adanya penurunan daya cium dan daya kecap sehingga makanan yang enak tetap ga membuatnya berselera makan. Ini bahaya. Kalau dibiarkan lama-lama bisa malnutrisi.
Seperti yang ibu saya alami. Sepulang dari rumah sakit setelah dirawat karena gejala DBD kemarin, ibu saya dipasang selang sonde. Dasar ibu saya ga bisa diam, beberapa hari di rumah selang sondenya dicabut sendiri. Duuh, ngebayangin waktu dipasang selang sondenya lagi saya jadi ngilu banget. Kasihan, melihat saluran kerongkongannya disodok-sodok selang NGT supaya bisa sampai ke lambung.
Akhirnya ada usul gimana kalau memberi makan lewat oral aja? Dicoba sedikit-sedikit yang penting ibu bisa menelan. Kalau ibu ga bisa menelan takutnya nanti makanan yang masuk jadi salah masuk ke saluran pernapasan. Ini bahaya. Aliran udara yang menuju paru-paru jadi terhambat, sehingga aliran darah yang menuju otak dan organ tubuh lainnya jadi terputus.
Tapi perhitungan kami salah. Biar diusahakan gimanapun ibu tetap susah menelan. Susu yang dituangkan sedikit-sedikit ke dalam mulutnya malah tergenang yang akhirnya mlebeber keluar. Seandainya ada yang masuk pun lama banget. Acara minum susu hanya 50 ml aja jadi tiga jam sendiri.
Oh, ini mah ga worth it! Lama-lama ibu bisa malnutrisi kalau diteruskan memberi makan via oral. Padahal ibu lagi dalam kondisi recovery. Butuh asupan gizi yang tinggi supaya lekas sehat.
Dari sumber yang saya baca, pasien stroke seperti ibu biasanya mengalami masalah gangguan menelan. Ini saya perhatikan ketika ibu koq gampang tersedak saat lagi makan dan mudah ngiler. Nah, setelah pulang dari rumah sakit menurut dokter kemampuan otot-otot menelannya masih mengalami kelemahan. Jadi ibu masih memerlukan penanganan khusus dengan sonde selangan makanan untuk cegah malnutrisi.
Akhirnya dengan bantuan saya suster Eka memasangkan selang sonde lagi ke dalam lambung ibu. Alhamdulillah ibu juga ga terlalu berontak, jadi ga perlu waktu lama memasangnya. Terakhir, supaya ga bergeser-geser atau pindah posisi, selang sonde direkatkan ke kulit di pangkal hidung ibu dan di pipinya dengan plester pelekat.
Btw, selang sonde ada dua jenis yang dibedakan dari bahan pembuatannya. Ada yang seminggu sekali harus diganti, ada yang dari bahan silicone dengan masa pakai sampai sebulan. Kalau ga diganti gimana? Hmmm, emangnya tega memberi makanan dari selang putih bersih yang lama kelamaan jadi kotor? Meksipun sudah dibilas dengan air hangat setiap habis memberi makanan cair tapi noda sisa makanan yang menempel di selang tetap ada, gaes!
Komentar
Posting Komentar