Flash back ke bulan Maret lalu. Dokter Etra memutuskan ibu harus pulang. Padahal kami lihat ibu belum pulih. Suhu badannya masih tinggi. Kondisinya lemas karena ga mau makan. Asupan nutrisi hanya dari cairan infus semata.
Tapi kata dokter, ibarat mesin sudah tua, kondisi fisik ibu lambat laun memang melemah. Sudah kodratnya jika organ tubuh satu demi satu mulai berkurang fungsinya.
Mengingat kondisi rumah sakit lagi genting (ada suspect corona yang tercatat di UGD) dokter menyarankan ibu segera dibawa pulang. Perawatan rumah (homecare) adalah yang terbaik menurutnya.
Ya Allah. Hampir mau pingsan rasanya. Bagaimana bisa pulang sedangkan ibu baru saja dipasang selang NGT dan selang kateter. Siapa yang menangani kalau di rumah? Apakah Nyawa ibu saya ga ada artinya di rumah sakit ini? Apakah karena sudah tua jadi bukan prioritas dalam penanganannya? Bukankah kita bayar, ga pakai BPJS, kenapa belum sembuh sudah disuruh pulang?
Sempat meradang, saya dan kakak yang kebagian piket jagain ibu di rumah sakit akhirnya bisa menerima juga apa yang dikatakan dokter Etra. Kami segera berunding menentukan langkah terbaik untuk ibu.
Optionnya pindah rumah sakit agar ibu tetap mendapat pelayanan medis tapi risikonya ngeri juga bila membayangkan situasinya yang begitu mencekam gegara virus covit-19. Atau option ke dua pulang ke rumah tapi harus memakai jasa perawat homecare.
Alhamdulillah ada solusi. Keponakan saya merekomendasikan jasa Perawat homecare dari Azmedika. Tanpa banyak cingcong saya setuju. Yang penting sesampainya ibu di rumah ada tenaga medis berpengalaman seperti di rumah sakit yang mampu merawat pasien yang dalam penanganan khusus seperti ini.
Biodata perawat kemudian dikirim ke whatsapp saya. Tertera nama, umur, suku, pendidikan, pengalaman menjadi perawat dan lainnya. Alhamdulillah esok paginya suster Eka siap bekerja selama satu bulan. Welcome Sus 😘😘
Komentar
Posting Komentar